Rabu, 06 Mei 2009

Seorang Muslim Amerika yang sudah tua tinggal bersama seorang cucunya di sebuah perkebunan di Kentucky Selatan. Cucunya ingin menjadi seperti kakeknya dan menirukan segala gerak-gerik kakeknya. Suatu hari sang cucu bertanya : “Kek, saya mencoba membaca Al Qur’an seperti engkau, tapi saya tidak mengerti, apa yang saya fahami segera terlupakan begitu saya menutup Kitab Suci itu. Apa gunanya membaca Al Qur’an ? Sang kakek berbalik dari tungku tempat meletakkan batubara, dia berkata : “Bawa keranjang batubara ini dan ambilkan saya sekeranjang air di sungai.”
Si cucu segera melaksanakannya, namun air dalam keranjang sudah habis sebelum dia sampai ke rumah. Kakeknya tertawa dan berkata : “Kamu harus lebih cepat, coba lagi”, kali ini si cucu berlari lebih cepat, tapi kembali keranjang sudah kosong sebelum dia tiba di rumah. Dengan tersengal dia sampaikan pada kakeknya bahwa tidak mungkin membawa air dengan keranjang. Dia mengusulkan agar diganti dengan timba. Si kakek berkata : “kamu tidak boleh menggunakan timba, gunakan keranjang, kamu kurang berusaha lebih keras.” Kali ini si cucu mencoba bergerak lebih cepat dan memasukkan keranjang itu dalam-dalam ke dasar sungai, dan berlari secepat mungkin kembali ke rumah.
Namun kembali terjadi, keranjang sudah kosong sebelum dia sampai di rumah. ” Kek, ini benar-benar tidak berguna !” serunya, kakeknya menjawab : “ Kamu fikir tidak berguna ? Coba lihat keranjangnya !”. Si cucu memandang keranjang yang dia gunakan, dia sadar bahwa keranjang itu sudah menjadi lain, keranjang itu sudah berubah dari sebuah keranjang batubara yang kotor menjadi satu keranjang yang bersih, di luar dan di dalam. Kakek berkata : “ Cucuku, hal itu akan terjadi juga bila kamu membaca Al Qur’an. Kamu bisa saja tidak mengerti atau ingat segala sesuatu yang ada di dalam Al Qur’an, tapi bila kamu sering membacanya, kamu akan berubah di luar dan di dalam. Itulah yang dilakukan Allah dalam kehidupan kita”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar